Monday, March 14, 2016

Puisi Habibi untuk Ainun

Beberapa Puisi Indah dan Romantis dari Bapak Habibi untuk istri tercintanya, sangat menyentuh sekali puisi-puisi beliau membuat hati pembaca bergejolak merasakan amarah, kesedihan dan kehilangan yang di sampaikan dari bait-bait katanya.


Ainun

Hari ini, tepat 50 tahun dan 8 menit yang lalu, kita bertatap muka
Tanpa direncanakan mata kita bertemu, bagaikan kilat menyambar
memukau, mempesona "Getaran Cinta", bagian dari "Getaran Jiwa"
Alunan getaran yang tinggi, berirama denyutan jantung dan tarikan nafas
Tak terkendali mengkalbui diri kita sepanjang masa sampai akhirat

Karena cinta kita paling suci, murni, sejati, sempurna dan abadi sampai
akhirat Memanjatkan doa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa telah
memanunggalkan kita Memukau, mempesona berirama denyutan jatung dan
tarikan nafas yang tinggi Tempat peristirahatan ragamu, getaran cinta dan
getaran jiwa kita telah menyatu Sekarang 50 tahun dan 8 menit kemudian,
berkunjung ke Taman Makam Pahlawan..


Untuk Ainun

Tepat jam sepuluh pagi, lima puluh tahun yang lalu
Dengan ucapan Bismillahhirrahmaanirrahim, saya melangkah
Bertemu yang dilahirkan untuk saya dan saya untuk Ainun
Alunan budaya Jawa bernafaskan Islam, menjadikan kita suami isteri
Melalui pasang surut kehidupan, penuh dengan kenangan manis
Membangun keluarga sejahtera, damai dan tentram, keluarga sakinah

Sekarang sudah 50 tahun berlalu, selalu menyatu dan tetap menyatu sampai
akhirat Mengatasi tantangan badai kehidupan, berlayar ke akhirat dalam dimensi
apa saja Bersyukur pada Allah SWT yang telah melindungi dan mengilhami kita
Saya panjatkan doa untukmu, selalu dalam lindunganNya dan bimbinganNya
Setelah membacakan Tahlil bersama mereka yang menyayangimu Tepat jam 10 pagi
limapuluh tahun kemudian di Taman Makam Pahlawan



Seribu

Seribu hari, seribu tahun, seribu juta tahun....
sampai akhirat!Di manapun dalam keadaan apapun kami tetap tak
terpisahkan lagi Perekat kami menyatu, menunggal jiwa, roh, batin
dan nurani kami Allah, lindungi kami dari godaan, gangguan mencemari
cinta kami Yang murni, suci, sejati, sempurna dan abadi sepanjang masa
Kami siram dengan kasih sayang, cinta, iman, taqwa dan budaya kami
Sesuai keinginan, kemampuan, kekuatan dan kehendak-Mu Allah
Titipan Allah bibit cinta Ilahi pada tiap insan kehidupan di mana pun
Tetap manunggal dan menyatu tak terpisahkan lagi sepanjang masa
Di mana ada Ainun ada Habibie, di mana ada Habibie ada Ainun
Jiwa, roh, batin dan nuranimu telah menyatu denganku Ragamu
di Taman Pahlawan bersama para Pahlawan Bangsa lainnya Kita tetap
manunggal, menyatu dan tak berbeda sepanjang masa Karena cinta murni,
suci, sejati, sempurna dan abadi tak berbeda Lingkunganmu, kemampuanmu
dan kebutuhanmu pula berbedaSudah seribu hari Ainun pindah ke dimensi
dan keadaan berbeda




Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang kembali tiada.

Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku

-Bacharuddin Jusuf Habibie-












No comments:

Post a Comment