Tuesday, October 20, 2015

Puisi "Lembah Kasih"

Di pagi itu aku duduk di sebuah petak tanah berbukit yang dikelilingi pepohonan khas pegunungan dan di temani secangkir teh hangat yang sedang beradu dengan kabut dingin menyelimuti lembah kasih mandalawangi dan tiba tiba teh hangat tanpa gula itu menjadi manis, manis karena bercampur kenangan kenangan indah masa lalu yang seolah membawaku kembali berada di sana menyaksikan semua kejadian yang tak pernah kulupakan sampai detik ini, ku rebahkan badanku dan bertopang rerumputan basah di pagi itu berharap sang dewa waktu berbaik hati mau memberikan sebuah mesin waktunya untukku. tertarik senyumku kala pagi ini aku melayang layang dengan segala kenangan indah yang terputar dari kaleideskop pribadi..
pagi itu sang mentari bersinar dengan gagahnya memaksa bulir embun yang menggelantung di pucuk edelweis untuk mengering,  kau tahu wahai mentari pagi, gagahmu tak mampu membuat bulir rinduku pada masa lalu yang telah membengku untuk menguap dan menghilang seperti jutaan bulir embun kala pagi itu..
begitu hangat sang mentari kala itu, seolah berbisik dan memaksaku tersadar dari segala lamunan indah masa laluku, hei lihatlah dia bukan lagi masalalumu dia ada disampingmu saat ini, menggandeng tanganmu, melangkah disampingmu, ia bukan lagi siluet dari semburat jingga sunset..
Tersenyum ku kala itu tersenyum pada langit, tersenyum pada alam, terucap syukurkup ada Seluruh Nikmat sang pencipta, begitu indah caranya memberi senyum padaku..

Apa kau pernah merasakan hakikat dari sebuah kata CINTA sebuah kata yang tak asing di telinga semua manusia tapi tak semua orang dapat mengerti dan merasakan hakikat dari kata CINTA yang hakiki? aku pernah..
@Adityas182

No comments:

Post a Comment